Thursday, April 2, 2015

Telltail: Putu

#‎telltail

Yang ini namanya Putu. Umurnya mungkin dua bulanan, diduga kemungkinan ia jantan. Pecicilan sangat, susah banget waktu mau difoto Nina. Gerak terus...

Dia ini anak simpenan Nina di luar sana. Sekitar sebulan lalu, ditemukannya anak ini di dekat gerbang Pasar Baru. Menangis dan menjerit. Kecil sekali dia. Waktu itu sekitar jam 4. Nina hatinya sudah meleleh macam es krim kena panas, tapi bertahan untuk tidak langsung mengangkutnya. Sebab, siapa tahu ada induknya.

Sambil nongkrong di tempat biasa di Pasar Baru itu, di sebuah galeri foto yang tak jauh dari gerbang tadi, Nina hatinya nggak tenang. Di satu sisi dia berpikiran kalau anak itu tak ada induknya, harus dipungut. Di sisi lain, dirinya ragu bisa merawat anak ini kalau sudah dibawa pulang. Jarang di rumah begitu kan si Nina... Tapi, budakku ini sadar betul kalau tak ada induknya, si kecil ini tak akan bertahan. Ia masih terlalu kecil, makan masih harus disuapi sepertinya.

Pikir punya pikir, ia lalu menemui Pak De, tehnisi di galeri itu, yang membantu Nina merawat anak-anak kaki empat di situ. Diceritakannya soal anak kecil tadi, dimintanya Pak De bantu merawat. Pak De yang suka kucing setuju saja.

Malamnya, sekitar setengah sepuluh, Nina mendekati gerbang itu lagi. Si kecil masih ada di sana, terbaring menelungkup tak bersuara. Dengan khawatir Nina menowel-towel kepala kecil itu. Tapi rupanya ia hanya tidur, dan langsung menjerit sebagai tanda ia sudah bangun akibat towelan Nina. Ditanyakan Nina kepada tukang buah di dekat situ, sekiranya ada induknya, tapi, para tukang buah berkata tak ada sosok kucing induk yang terlihat. Entah siapa yang membawanya ke situ. Menurut laporan para tukang buah, tangisan anak itu sudah terdengar sejak jam dua siang tadi.

Sambil menunggu Pak De, dimasukan Nina si kecil ini ke saku celananya yang lebar. Tenang dia di situ. Diberi susu kotak yang dicampur air hangat, nafsunya cukup besar. Sayang ia belum bisa minum sendiri, jadi repot juga sebab tak ada spit. Mana lagi kuku-kukunya yang tajam bikin sakit tangan Nina loh!

Beberapa hari berlalu, belum ada namanya. Sampai suatu hari Pak De berkata ke seseorang bahwa ia sedang mengurus putunya Nina. Putu kan bahasa Jawa artinya cucu ya... Dan, resmilah si bandel kecil ini bernama Putu.

Putu hidup damai dengan kakak-kakak angkatnya di galeri itu. Badannya sudah berukuran dua kali lipat dibandingkan waktu baru dipungut, dengan perut yang selalu bundar penuh dan kenyang. Waktu baru dipungut ia muat di telapak tangan Nina, sekarang tidak lagi. Sekarang ia juga sudah bisa mengontrol kukunya. Masih kutuan sih. Pak De belum berani memandikannya, sementara Nina lupa terus beli obat kutu...  =^_^=



No comments:

Post a Comment