Sunday, September 27, 2020

 

Terbelit Kampret
 
Mild spoiler alert
Judul: Si Kampret Master Selingkuh
Jilid: 1
Penulis: Budiman Hakim
Penerbit: Brave Inti Gagasan, Yogyakarta
Tahun Terbit: Agustus 2020
Tebal: xxiv + 177 halaman
 
 
Perselingkuhan? Tak ada tuh urusan macam itu di antara kami para bani kucing. Ketagihan seks? Tak ada juga. Seks di bani kucing memang bisa jadi dorongan naluri yang tak tertahankan. Sedemikian tak tertahankannya, sampai-sampai kami harus berkelana mencari sarana pelepasan. Suka tak suka, harus dilakukan. Kami yang jantan akan ngaong-ngaong cari betina. Kalau ketemu, belum tentu si betina bersedia jadi sarana pelepasan hasrat kami. Berkelahi pun kudu hukumnya. Saingannya banyak, jek. Yang kalah harus mundur dengan merana, sampai ada yang tubuhnya cabik-cabik penuh luka. Yang menang, pejantan alfa namanya, akan melakukan 'kegiatan itu' dengan jumawa di depan yang kalah. Dan, dengan banyak betina. Tinggal pilih. Meski tak berarti tubuhnya mulus tanpa luka.
 
Bukan donk, itu bukan perselingkuhan namanya. Lha wong nggak ada ikatan nuptial koq di antara kami para bani kucing. Baik yang sepasang saja, ataupun lebih. Ketagihan seks? Kami tak kenal itu. Lewat musim kawin, kami kembali ke rutinitas biasa: perbanyak tidur dan makan. Itu saja. E tapi, aku nggak ikut-ikutan ya ngaong-ngaong dan sebagainya itu. Sebab, aku sudah steril. Jadi, nggak ngaruh deh...
 
Ah, kau bertanya, kenapa tiba-tiba aku membahas masalah manusia nan rumit macam itu? Begini, aku dan Nn baru saja selesai baca novel Si Kampret Master Selingkuh karya Budiman Hakim, Biasa dipanggil om Bud, jadi aku panggil gitu juga ah... Kononnya, sosok copywriter papan atas Jakarta—“semoga papannya bukan papan sasaran dart ya, Moy,” kata Nn. Aku manggut saja.
 
Kisah dalam novel ini terutama berputar di sekitar dua tokoh utama. Yang satu tukang selingkuh, namanya Akhmad. Satunya lagi, Budi Irawan, seseorang yang tiba-tiba ketiban pulung menjadi pelindung perselingkuhan si Akhmad. Sampai-sampai, dalam prosesnya, sempat-sempatnya kena diajak buat berselingkuh bersama. Tak beres deh! Dukungan Budi Irawan bahkan membuatnya dinominasikan untuk mendapat sebentuk mobil alphard yang mahal itu lho.
 
Cerita bermula di tempo mana Akhmad menelpon Budi. Akhmad ini jenis teman yang membuat kontak bila butuh bantuan belaka. Budi hafal itu, dan, seperti yang sudah diduga, Akhmad mau minta tolong. Tak tanggung-tanggung, dia minta Budi kompakan buat jadi alibi ke istrinya, Katrin. Dari sini, cerita mengalir lancar bagai aliran sungai tak bersampah. Apalagi kalau bukan keterlibatan, secara tak langsung, Budi dalam petualangan perselingkuhan Akhmad. Dimana Budi, sadar tak sadar, membiarkan dirinya terbelit dalam gurita perselingkuhan Akhmad—duh, gurita atau kampret nih?
 
“Si Budiman ini udah banyak bikin buku, Moy,” jelas Nn. “Ada barangkali 13 -14 buku, tapi yang sebelum novel pertamanya ini, aku belum pernah baca”.
 
Karena itu, Nn tak tahu pasti gaya bahasa macam apa yang biasanya dipakai om Bud dalam tulisan-tulisan dan buku-bukunya. Namun, Nn ingat gaya bicara si oom yang satu ini. Penuturannya dalam buku Kampret, lanjut Nn, persis banget dengan cara bicara harian om Bud. Bahasa gaul gitu. Tanpa repot memenuhi tuntutan (eh, siapa yang nuntut?) akan pemakaian tata bahasa penulisan yang baik dan benar, seperti yang dititahkan sang Ejaan Yang Disempurnakan. Dia santai saja. Tapi, apakah tak mengganggu membaca buku apalagi novel dengan gaya bahasa yang sedemikian? Tidak, juga tuh—kalau dengan bahasa 4l4y mungkin jadi tak asik haha... Mungkin ini kekuatan si om Bud, dia pandai menulis dengan gaya penuturan seperti itu. Atau, mungkin juga, karena saat membaca kita terlalu fokus pada jalan cerita si Kampret, sehingga urusan tata bahasa bukan fokus kita. Entahlah. Enjoy aja.
 
Ceritanya memang lumayan penuh suspense sih. Saat membaca, perhatian kita bisa sangat tertuju pada rasa penasaran. Kira-kira, habis ini apa yang akan terjadi ya. Habis itu, si Akhmad akan ngapain ya. Si Budi bakalan gimana reaksinya ya. Begitu terus. Bercampur rasa gemas pada kebokisan Akhmad, dan pada kegeleman Budi yang bertahan dalam lingkaran setan ciptaan Akhmad. Budi kan bisa aja menolak tuh. Apalagi dia kenal juga dengan Katrin, istrinya Ahmad. Tapi, barangkali Budi juga dipenuhi dengan rasa penasaran. Ingin tahu ke mana perjalanan perselingkuhan Ahmad yang memacu adrenalin itu mengarah.
 
Kalau soal gaya bahasa dipastikan Nn bagai mendengar om Bud sendiri yang berbicara. Nah, jangan-jangan di novel ini—yang merupakan jawaban dari tantangan untuk menulis novel dalam 10 hari tapi kelar dalam 7 hari—om Bud menceritakan kisah hidupnya sendiri nih. Jawabannya, mungkin hanya Budiman dan supir bajaj yang tahu. The million-dollar question yang sudah ditanyakan oleh sejuta umat ya, oom? Sementara, kalau ada yang bertanya kenapa Akhmad berselingkuh, nih aku kasih bocoran ya: karena dia ketagihan seks.
 
“Tak sesederhana itu sih pastinya, Moy,” kata Nn, “ketagihannya pada seks kujamin pasti hanya pada perempuan ber-body hot. Hahaha...”
 
Penasaran ‘kan dengan novel ini?  Baca sendiri aja deh! Seru sangat loh berada dalam lonjakan emosi saat membacanya. Pembaca bisa jadi merasa sebal, geli, jengkel, atau emosi lainnya; kala membaca kelakuan Akhmad, yang di-bekingin oleh kroninya, si Budi. Seru! Kalau jadi sangat kesal, banting saja bukunya. Asal buku beli sendiri ya, bukan pinjeman dari, terutama, mertua. Buat yang sangat penasaran ingin cepar-cepat tahu bagaimana akhir ceritanya, nih Nn kasih sedikit bocoran lagi: pada akhirnya Budi Irawan batal punya mobil alphard. Nangis bombay deh dia...