Thursday, April 9, 2015

Telltail: Ratu Kembang Telon

 #telltail

Pada suatu hari, Nina makan di sebuah warung nasi di area Pasar Baru. Di dalam warung ada terlihat tiga ekor kucing. Betina kembang telon paling tidak berumur setahun, dan dua anak kucing yang kalau dilihat dari ukuran tubuh bukan saudara selahiran. Dua-duanya kembang asem, entah jantan entah betina. Tak jelas apa mereka ini anak si kembang telon atau buka. Sementara itu, di luar warung pada jejeran pot-pot kembang, mengintip seekor jantan kembang asem. Yang takut-takut ketika didekati Nina, tapi tak kabur. Cuma mundur aja sedikit ke celah di antara pot-pot tersebut.

Sambil memanggil tiga kaki empat yang di dalam, Nina melangkah ke luar. Ditaburkannya df di empat tempat, sesuai dengan jumlah kucingnya. Si jantan tetap sembunyi, anak-anak yang dua itu cium-cium df tapi lalu mundur sedikit. Di dekat-dekat saja mereka duduk dengan keempat kaki, gaya sabar menanti. Memandang tumpukan df. Sedangkan si kembang telon tanpa ragu langsung makan. Bagaikan ratu yang makan ditunggui tiga ajudan atau apalah....

Selesai si ratu kembang telon ini makan, barulah tiga kembang asem ini menyantap jatahnya. Entah respek atau takut, makanya mereka menunggu sang ratu makan dan mencicipi semua tumpukan.

Kalau aku sih ya, nggak ada tuh enggan-enggan begitu. Rugi kan..., siapa tahu disikat habis semua. Untungnya, sang ratu tak menghabiskan semua. Para kawulanya jadi bisa ikut makan. Kalau tidak, perut-perut kembang asem itu pasti jadi rata.  =^_^=



Monday, April 6, 2015

Telltail: Ini si Budi

#telltail

Ini si Budi. Si Budi Kucing Kineforum. Si Budi kucing betina, dipastikan belum steril. Begitulah...

Beberapa kali Nina pergi nonton di Kineforum, selalu pas kebetulan df di tas sudah habis dan lupa di-refill. Maka itu, menjelang nonton di acara Filartc beberapa waktu lalu (27-29 Maret '15), dengan waspada Nina memastikan bahwa stok df di tas cukup senantiasa. Jadi, lumayan kan, selama tiga hari itu Budi tiap harinya kebagian df sampai 2-3 kali.

Si Budi ini kalau tidur menguasai satu kursi di ruang tunggu Kineforum. Melintang, demikianlah kadang ia ditemukan di kursi. Tak peduli dengan keramaian manusia di sekitarnya yang asyik berbincang-bincang dengan berisiknya. Kadang di tengah keramaian itu, santai saja dia melompat ke sebuah kursi yang kosong. Kalau kebetulan manusia yang berada di dekat situ tak suka kucing, kena lah dia diusir. Di depan manusia macam itu Nina langsung menasehati Budi. Katanya, sebagai kucing Budi juga harus tahu bahwa orang yang tak suka kucing itu ada juga di dunia ini.

Hari malam terakhir setelah nonton film terakhir di Kineforum, saat Nina keluar ruang bioskop, Budi tak lagi terlihat di ruang tunggu. Entah mungkin sedang jalan-jalan atau apa. Karenanya, Nina tak bisa berpamitan dengan Budi. Tak sempat lagi memberikan df yang terakhir di kala itu. Nina hanya bisa mendesah dalam hati. Hhhhh..., begitu.

Sebagai kucing liar, badan Budi sih nggak kurus-kurus amat. Tapi, apakah dia cukup makan setiap harinya? Mungkin anak manusia di Kineforum ada yang suka memberinya makan, tapi, pemutaran film di sana kan tidak setiap hari. Nina hanya bisa berdoa bahwa Budi bisa makan tiap hari. Percaya saja bahwa selalu ada manusia yang memberinya makan, atau merelakan makannya--yang mungkin--dicuri Budi.

Percaya saja bahwa Budi adalah seekor kucing survivor. Sebagaimana kucing-kucing liar dan feral lainnya di dunia...  =^_^=


Thursday, April 2, 2015

Telltail: Putu

#‎telltail

Yang ini namanya Putu. Umurnya mungkin dua bulanan, diduga kemungkinan ia jantan. Pecicilan sangat, susah banget waktu mau difoto Nina. Gerak terus...

Dia ini anak simpenan Nina di luar sana. Sekitar sebulan lalu, ditemukannya anak ini di dekat gerbang Pasar Baru. Menangis dan menjerit. Kecil sekali dia. Waktu itu sekitar jam 4. Nina hatinya sudah meleleh macam es krim kena panas, tapi bertahan untuk tidak langsung mengangkutnya. Sebab, siapa tahu ada induknya.

Sambil nongkrong di tempat biasa di Pasar Baru itu, di sebuah galeri foto yang tak jauh dari gerbang tadi, Nina hatinya nggak tenang. Di satu sisi dia berpikiran kalau anak itu tak ada induknya, harus dipungut. Di sisi lain, dirinya ragu bisa merawat anak ini kalau sudah dibawa pulang. Jarang di rumah begitu kan si Nina... Tapi, budakku ini sadar betul kalau tak ada induknya, si kecil ini tak akan bertahan. Ia masih terlalu kecil, makan masih harus disuapi sepertinya.

Pikir punya pikir, ia lalu menemui Pak De, tehnisi di galeri itu, yang membantu Nina merawat anak-anak kaki empat di situ. Diceritakannya soal anak kecil tadi, dimintanya Pak De bantu merawat. Pak De yang suka kucing setuju saja.

Malamnya, sekitar setengah sepuluh, Nina mendekati gerbang itu lagi. Si kecil masih ada di sana, terbaring menelungkup tak bersuara. Dengan khawatir Nina menowel-towel kepala kecil itu. Tapi rupanya ia hanya tidur, dan langsung menjerit sebagai tanda ia sudah bangun akibat towelan Nina. Ditanyakan Nina kepada tukang buah di dekat situ, sekiranya ada induknya, tapi, para tukang buah berkata tak ada sosok kucing induk yang terlihat. Entah siapa yang membawanya ke situ. Menurut laporan para tukang buah, tangisan anak itu sudah terdengar sejak jam dua siang tadi.

Sambil menunggu Pak De, dimasukan Nina si kecil ini ke saku celananya yang lebar. Tenang dia di situ. Diberi susu kotak yang dicampur air hangat, nafsunya cukup besar. Sayang ia belum bisa minum sendiri, jadi repot juga sebab tak ada spit. Mana lagi kuku-kukunya yang tajam bikin sakit tangan Nina loh!

Beberapa hari berlalu, belum ada namanya. Sampai suatu hari Pak De berkata ke seseorang bahwa ia sedang mengurus putunya Nina. Putu kan bahasa Jawa artinya cucu ya... Dan, resmilah si bandel kecil ini bernama Putu.

Putu hidup damai dengan kakak-kakak angkatnya di galeri itu. Badannya sudah berukuran dua kali lipat dibandingkan waktu baru dipungut, dengan perut yang selalu bundar penuh dan kenyang. Waktu baru dipungut ia muat di telapak tangan Nina, sekarang tidak lagi. Sekarang ia juga sudah bisa mengontrol kukunya. Masih kutuan sih. Pak De belum berani memandikannya, sementara Nina lupa terus beli obat kutu...  =^_^=